Diskusi Publik "Mengurai Ketimpangan di Indonesia dan Asia-Pasifik Pasca Covid-19"

INDEF | 13/07/2022


Materi Berly Martawardaya Materi Dewi Puspita Materi Shuvojit Banerjee Materi Fisca Miswari

Krisis energi dan pangan global saat ini sedang ramai diperbincangkan. Belum pulihnya perekonomian global dari pandemi Covid-19 saati ini diperburuk dengan invasi Rusia ke Ukraina. Beberapa negara mulai merasakan dampak krisis tersebut, dan negara-negara berkembang perlu bijak menghadapi isu ini. Meningkatnya harga energi dan pangan tidak dapat dipungkiri akan memberatkan kelompok masyarakat miskin, sementara angka kesenjangan akan semakin meningkat.

Tantangan kemiskinan dan kesejangan tidak hanya dirasakan Indonesia, melainkan Asia-Pasifik. Pandemi Covid-19 telah menghantam lebih dari 820 juta pekerja ekonomi informal dan lebih dari 70 juta anak di rumah tangga berpenghasilan rendah di kawasan Asia Pasifik. Tercatat sekitar 85 juta orang baru yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem di kawasan tersebut.

Di Indonesia, tren proporsi penduduk yang masuk dalam kemiskinan ekstrem sejak tahun 2015 hingga 2021 mengalami penurunan, walaupun selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan hingga 4% di 2021. Di tengah gejolak inflasi dan ancaman krisis pangan dan energi, angka kemiskinan dan ketimpangan kemungkinan akan semakin besar.

Berangkat dari hal tersebut, maka publik perlu mengetahui kendala maupun inovasi jalan keluar kebijakan yang telah disiapkan pemerintah Indonesia menuju pembangunan masa depan yang lebih adil dan inklusif.