WINNING A GAME THAT WE SHOULD EASILY WIN: SEIZING THE POTENTIAL OF SHARIA ECONOMICS AND FINANCE

Tahun-tahun mendatang menjadi periode penuh tantangan bagi Indonesia akibat ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh dampak pandemi Covid-19, konflik geopolitik, dan tensi perdagangan global. Dalam menghadapi situasi ini, Indonesia harus memaksimalkan potensi domestik untuk memastikan stabilitas dan keberlanjutan ekonomi. Pemerintah telah merumuskan “Asta Cita” sebagai visi pembangunan menuju Indonesia Emas 2045, yang menjadi landasan dalam menyusun RPJMN 2025–2029. Salah satu fokus utama adalah pengembangan ekonomi syariah, yang untuk pertama kalinya dimasukkan ke dalam prioritas pembangunan nasional. Langkah ini mencerminkan semakin diakuinya potensi besar ekonomi syariah di Indonesia dan hal ini didukung oleh peningkatan signifikan dalam peringkat Global Islamic Economy Indicator (GIEI).

Namun, meskipun Indonesia menempati peringkat ketiga GIEI 2023, terdapat kesenjangan besar dengan Malaysia sebagai pemuncak. Untuk mencapai target peringkat pertama pada 2029, diperlukan percepatan pengembangan ekonomi syariah. Faktor-faktor strategis seperti populasi Muslim terbesar kedua di dunia, tingginya potensi sektor UMKM, dan kisah sukses perusahaan lokal berbasis halal menjadi keunggulan Indonesia. Selain itu, potensi besar dari sektor keuangan sosial Islam dan industri halal yang terus berkembang secara global memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama di pasar internasional.

Pemerintah perlu mengambil langkah taktis, termasuk pengesahan regulasi afirmatif, peningkatan pembiayaan syariah untuk UMKM, dan akselerasi pelaksanaan RPJMN terkait ekonomi syariah. Langkah-langkah strategis ini akan memperkuat daya saing Indonesia di pasar halal global, menciptakan lapangan kerja, mengurangi ketimpangan, dan meningkatkan pengaruh Indonesia di dunia internasional. Dengan memanfaatkan potensi ekonomi syariah yang ada, Indonesia dapat mewujudkan ambisi sebagai pemimpin ekonomi syariah global, selaras dengan visi Indonesia Emas 2045.

Hari & Tanggal

Waktu

Live

Bagikan

Penulis

  • Izzudin Al Farras Adha

    Izzudin Al Farras Adha adalah peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), sebuah lembaga think-tank di bidang ekonomi dan keuangan yang berbasis di Jakarta. Saat ini dirinya terlibat di Center of Digital Economy and SMEs, INDEF. Farras meraih gelar MSc in Urban Economic Development dari University College London (UCL), Inggris, dimana ia merupakan penerima Beasiswa LPDP dari Pemerintah Indonesia, dengan tesisnya terkait Inovasi dan Ketimpangan di India pada tingkat lokal dan nasional. Dirinya memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Ilmu Ekonomi Islam dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, dengan skripsi terkait Inflasi Ramadhan di Indonesia pada tingkat regional dan nasional. Dalam pengalaman kerjanya selama 5+ tahun, ia telah melakukan 25+ proyek penelitian di INDEF. Ia bekerja dengan pemerintah, sektor swasta, dan mitra internasional untuk mereformasi kebijakan ekonomi demi kepentingan publik. Farras juga menerima Hibah Penelitian Bank Indonesia pada tahun 2022 bersama timnya di INDEF untuk meneliti kebijakan moneter hijau. Sementara itu, dirinya juga pernah menjabat sebagai konsultan dan staf ahli di beberapa lembaga, seperti Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) serta Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI). Minat penelitiannya mencakup pengembangan ekonomi regional, ekonomi digital, dan Usaha Kecil Menengah (UKM).

  • Lintang Titian Purbasari
Nur Hidayah
Abdul Hakam Naja
Handi Risza
Muhammad Alfatih Murod

Publikasi Terkait