Sarasehan 100 Ekonom Indonesia: Estafet Kepemimpinan Baru Menuju Akselerasi Ekonomi

Pada 3 Desember 2024, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menggelar acara Sarasehan 100 Ekonom 2024, sebuah forum bergengsi yang menjadi wadah bagi para ekonom terkemuka di Indonesia untuk berdiskusi dan memberikan masukan strategis kepada pemerintahan baru. Bertempat di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari dunia ekonomi, pemerintahan, dan akademisi, serta disiarkan langsung melalui platform digital oleh CNBC Indonesia.

Dengan tema “Estafet Kepemimpinan Baru Menuju Akselerasi Ekonomi”, Sarasehan kali ini menjadi momentum penting dalam rangka memberikan arah kebijakan untuk memperkuat perekonomian Indonesia, khususnya di tengah dinamika global yang penuh tantangan. Selain menjadi forum diskusi, acara ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-30 INDEF, menegaskan peran lembaga ini sebagai mitra strategis pemerintah dalam merumuskan solusi kebijakan.

Acara dibuka dengan laporan dari Direktur Program INDEF, Eisha Maghfiruha Rachbini, yang menyoroti pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan kebijakan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan. Dalam laporannya, Eisha juga memperkenalkan Buku 100 Ekonom, sebuah karya kolektif yang memuat gagasan dan rekomendasi dari para ekonom terbaik Indonesia, yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemerintah dalam menghadapi tantangan lima tahun ke depan.

Direktur Eksekutif INDEF, Esther Sri Astuti, dalam sambutan pembukaannya, memberikan gambaran tantangan besar yang dihadapi oleh pemerintahan baru, termasuk stagnasi pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen, pelemahan daya beli masyarakat, beban utang yang semakin meningkat, serta risiko global yang dipicu oleh ketidakpastian geopolitik. Esther menegaskan pentingnya penguatan koordinasi fiskal dan moneter untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, dengan target ambisius mencapai 8 persen.

Sesi utama acara dimulai dengan keynote speech oleh Raden Pardede, Staf Khusus Menko Perekonomian, yang menyampaikan apresiasinya atas konsistensi penyelenggaraan Sarasehan ini. Dalam pidatonya, ia menekankan strategi pemerintah dalam mendorong transformasi ekonomi, seperti kemudahan berusaha, penguatan daya saing industri, dan pemberdayaan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

Setelah pembukaan, acara berlanjut ke sesi diskusi yang terbagi dalam empat klaster utama. Diskusi ini menjadi inti dari Sarasehan, di mana ekonom terkemuka dan pejabat pemerintah bertukar pikiran untuk menghasilkan solusi konkret. Klaster pertama membahas kemandirian pangan untuk ekonomi berkelanjutan, di mana Menko Pangan, Zulkifli Hasan, memaparkan langkah strategis untuk mencapai swasembada pangan sebelum tahun 2027. Diskusi ini menyoroti tantangan besar seperti perubahan iklim, distribusi yang tidak merata, dan kebutuhan adaptasi teknologi oleh para petani.

Klaster kedua fokus pada sinergi industri, investasi, UMKM, dan ketenagakerjaan, dengan pembicara utama dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Ketenagakerjaan. Dalam sesi ini, para ekonom dan pembuat kebijakan menyoroti pentingnya regulasi yang mendukung investasi serta program pelatihan vokasi untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja.

Klaster ketiga mengupas harmonisasi fiskal, moneter, dan keuangan, dengan fokus pada menjaga stabilitas ekonomi makro di tengah ketidakpastian global. Kementerian Keuangan memaparkan langkah-langkah optimalisasi APBN, transisi energi hijau, dan reformasi perpajakan untuk meningkatkan penerimaan negara secara berkelanjutan.

Diskusi diakhiri dengan klaster keempat yang membahas penguatan sumber daya manusia untuk pembangunan berkualitas. Sesi ini menyoroti peran pendidikan, riset, dan kesehatan dalam mempersiapkan SDM unggul untuk menghadapi bonus demografi. Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, menekankan pentingnya riset berkualitas sebagai investasi jangka panjang, sementara Ketua Majelis Wali Amanat IPB, Hardinsyah, membahas pentingnya gizi dan kesehatan dalam meningkatkan usia produktif tenaga kerja.

Sebagai penutup, moderator diskusi, Aviliani, menyampaikan bahwa Sarasehan 100 Ekonom 2024 telah berhasil menjadi ruang kolaborasi antara ekonom dan pemerintah. Masukan dari para ekonom diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pemerintah untuk merumuskan kebijakan yang lebih efektif dalam menghadapi gejolak global dan menciptakan ekonomi Indonesia yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Hari & Tanggal

Waktu

Live

Bagikan

Penulis

Video

Publikasi Terkait