Dinamika perkembangan global mengalami perubahan dengan sangat cepat karena pandemi COVID-19 yang belum selesai dan juga karena perang Rusia-Ukraina. Sehingga, dampak terhadap dinamika tersebut memicu inflasi yang disebabkan kenaikan beberapa harga komoditas, seperti energi, bahan pangan, dan pupuk. Kondisi ini merupakan kondisi extra ordinary yang tidak bisa diperlakukan selayaknya business as usual.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-2022 ( y-on-y ) tumbuh sebesar 5,01 persen. Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,79 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 16,22 persen.
Untuk Ekonomi Indonesia triwulan I-2022 ( q-to-q ) mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,96 persen. Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 16,54 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 50,54 persen. Sehingga diperlukan strategi jangka panjang untuk mereformulasi kemandirian ekonomi di tengah dinamika global yang berubah cepat.