Dampak Investasi Sektor Pertambangan Terhadap Kinerja Ekonomi Nasional dan Regional

Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi cadangan barang tambang yang tinggi seperti hasil dari kegiatan pertambangan berupa nikel, batubara, minyak dan gas bumi, bijih timah, tembaga, emas, dan lain sebagainya. Potensi hasil pertambangan sangat besar, maka sektor pertambangan berkontribusi tinggi dalam penerimaan negara, dengan tetap mengacu pada prinsip-prinsip berkelanjutan dalam pemanfaatan SDA untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat serta pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Saat ini, Indonesia sedang melakukan peningkatan dan realisasi beragam investasi di sektor pertambangan, khususnya nikel di banyak wilayah. Hanya saja, belum diketahui dampak investasi sektor pertambangan khususnya nikel terhadap perekonomian baik secara nasional maupun regional. Oleh karena itu, policy brief ini akan berfokus pada pemetaan keragaan investasi sektor pertambangan nikel secara nasional dan regional di Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara serta memperlihatkan hasil perhitungan dampak investasi sektor pertambangan nikel terhadap kinerja ekonomi nasional, regional, dan sekaligus sektoral.

Menggunakan pendekatan desain studi mixing approach dengan pemodelan ekonomi keseimbangan umum atau model CGE melalui perangkat lunak GEMPACK dan analisis deskriptif untuk memetakan perkembangan dan keragaan investasi sektor pertambangan menurut wilayah/regional, kondisi sosial ekonomi, kemiskinan, realisasi investasi, kontribusi sektor pertambangan khususnya tambang nikel, serta kinerja ESG perusahaan tambang nikel

Hari & Tanggal

Waktu

Live

Bagikan

Penulis

  • M. Rizal Taufikurahman
  • Tauhid Ahmad merupakan alumni program sarjana dan Doktoral IPB University serta Magister Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia. Berpengalaman dalam kegiatan penelitian, pelatihan serta advokasi kebijakan lebih dari 25 tahun dengan beragam spefisikasi keahlian di bidang keuangan negara dan moneter, desentralisasi fiskal dan otonomi daerah serta pertanian, industri dan perdagangan internasional. Mengawali karir sebagai peneliti di Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Jakarta hingga sebagai konsultan beragam kegiatan penelitian di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Pernah bekerja di Dewan Perwakilan Rakyat RepubIik Indonesia dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sebagai staf ahli dan mengelola jurnal Jurnal Ekonomi Indonesia Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI). Pengalaman lainnya pernah menjadi anggota kelompok kerja Komite Industri dan Ekonomi Nasional dalam mendorong kebijakan industri nasional. Selain itu juga memiliki pengalaman penelitian dan kerjasama dengan pelbagai lembaga pemerintah maupun lembaga internasional, seperti Bank Dunia, UNDP, UNCTAD, GIZ, Ford Fondation, maupun lainnya. Kini aktivias sehari-hari menjadi Direktur Eksekutif INDEF sejak tahun 2019 hingga saat ini serta menjadi pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

Dyah Ayu Febriani
Agung Satria Permana

Publikasi Terkait