Kajian Tengah Tahun

Reformulasi Kemandirian Ekonomi di Tengah Dinamika Global
INDEF | 06/07/2022
Dinamika perkembangan global mengalami perubahan dengan sangat cepat karena pandemi COVID-19 yang belum selesai dan juga karena perang Rusia-Ukraina. Sehingga mengganggu rantai pasok komoditas penting dunia. Dalam merespon kondisi tersebut beberapa negara lebih mengutamakan pasokan domestik yang telah memicu inflasi beberapa harga komoditas, seperti energi, bahan pangan, dan pupuk.

Bola Liar Vaksinasi Ekonomi?
Tim Peneliti INDEF | 07/07/2021
Di tengah segala upaya Pemerintah baik untuk pemulihan ekonomi dan usaha mencapai kekebalan kelompok, terdapat dua hambatan besar yakni keterbatasan fiskal dan pasokan suplai vaksin Covid-19 global terbatas. Kondisi tersebut di atas menjadikan jalan pemulihan ekonomi dan kesehatan nasional secara simultan semakin terjal.

KTT 2020 Series 3: Mempercepat Geliat Sektor Riil dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi: Peranan BUMN dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi
Tim Peneliti INDEF | 28/07/2020
Kajian Tengah Tahun 2020 Series yang diselenggarkan Selasa 24 Juli 2020 dengan mengangkat tema Mempercepat Geliat Sektor Riil dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi: Peranan BUMN dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi yang menghadirkan Keynote Speech Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Erick Thohir, Menteri BUMN RI

KTT 2020 Series 2: Tantangan Menata Arsitektur Sektor Keuangan di Tengah Pandemi Global
Tim Peneliti INDEF | 23/07/2020
Kajian Tengah Tahun 2020 Series 2 yang diselenggarkan Kamis 23 Juli 2020 dengan mengangkat tema Tantangan Menata Arsitektur Sektor Keuangan di Tengah Pandemi Global yang menghadirkan Keynote Speech Wimboh Santoso, Ketua Komisioner OJK.

KTT 2020 Series 1 Menata Arsitektur Ekonomi Pasca Pandemi: Arsitektur Investasi dalam Mendukung Penciptaan Lapangan Kerja
Tim Peneliti INDEF | 21/07/2020
Kajian Tengah Tahun (KTT) INDEF tahun 2020 yang tahun ini mengambil tema "Menata Arsitektur Ekonomi Pasca Pancemi". Ada yang beda dengan KTT INDEF tahun ini, biasanya diselenggarakan dalam 1 sesi seminar, namun tahun ini INDEF akan mengadakannya dalam 3 serial Diskusi Publik. Seri - 1 ini akan khusus membahasa topik : "Arsitektur Investasi dalam mendukung Penciptaan Lapangan Kerja"

Tantangan Investasi di Tengah Kecamuk Perang Dagang
Tim Peneliti INDEF | 16/07/2019
Salah satu fokus yang harus segera ditangani oleh para pembuat kebijakan saat ini adalah upaya menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui investasi. Di tengah palagan perang dagang dua raksasa ekonomi dunia, Amerika Serikat dan China, upaya menarik investasi tentu tidak mudah. Tanpa perang dagang pun sebenarnya Indonesia juga masih tertinggal dalam memikat investor domestik dan luar negeri untuk menanamkan uangnya di tanah air. Namun, apapun tantangan yang dihadapi, tidak ada opsi mundur dalam berkompetisi menumbuhkan perekonomian.
Ekonomi Pasca Pilkada
Tim Peneliti INDEF | 31/07/2018
Pada KTT 2018 ini INDEF mengambil tema “Ekonomi Pasca Pilkada”, dengan harapan segera adanya perbaikan kinerja ekonomi dan upaya peningkatan kesejahteraan setelah terpilihnya para pemimpin daerah. Cukup amannya pelaksanaan Pilkada serentak 27 Juni 2018 sesungguhnya merupakan modal kuat untuk membangkitkan optimisme perekonomian. Namun, sejauh ini berbagai indikator ekonomi belum memberikan sinyal akan hadirnya optimisme ini. Melalui beberapa gagasan utama yang dituangkan dalam buku KTT ini, INDEF berharap segera adanya peningkatan kinerja perekonomian pasca Pilkada dilaksanakan.

Mengurai Solusi Ketimpangan
Tim Peneliti INDEF | 28/07/2017
Pada KTT 2017 ini INDEF mengambil tema “Mengurai Solusi Ketimpangan”, dengan harapan agar para pembuat kebijakan publik secara konsisten menjadikan persoalan ketimpangan di Indonesia saat ini menjadi titik fokus kebijakan yang harus segera diatasi. Padu padan kebijakan mengatasi ketimpangan harus diimplementasikan secara nyata dilapangan agar pembangunan ekonomi dapat menciptakan kesejahteraan bersama. Beberapa fenomena ketimpangan yang harus lebih serius mendapat perhatian dari pemerintah diungkapkan dalam buku KTT ini, yaitu; ketimpangan lahan, ketimpangan wilayah setelah otonomi daerah, ketimpangan sektor keuangan, serta ketimpangan akses pendidikan dan kesehatan.

Evaluasi Paket, Evaluasi Ekonomi
Tim Peneliti INDEF | 31/07/2016
Tema ini diambil untuk mengevaluasi dan mengkritisi 12 Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah serta mengukur pengaruhnya terhadap ekonomi nasional hingga Semester I-2016. Lebih dari itu, Buku KTT ini juga menyajikan berbagai resep kebijakan dalam mengatasi perlambatan ekonomi dari sisi sektoral. Beberapa hal yang menjadi kritik terhadap paket kebijakan pemerintah adalah: Pertama, paket kebijakan terlalu banyak, sehingga memunculkan keraguan terhadap implementasinya. Kedua, paket kebijakannya tidak fokus. Ketiga, sebagian besar paket kebijakan lebih menyasar persoalan deregulasi, sehingga memerlukan jangka waktu yang tidak singkat.

Kredibilitas Kebijakan Di Persimpangan
Tim Peneliti INDEF | 30/07/2015
Perekonomian domestik dalam pimpinan pemerintah yang baru terbentuk belum menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik. Berbagai indikator ekonomi utama justru mengalami penurunan, karenanya INDEF menyebutnya sebagai sinyal lampu kuning yang harus segera diwaspadai, diantaranya meliputi: Pertama, pertumbuhan ekonomi Triwulan I-2015 sebesar 4,7 persen, merupakan pertumbuhan terendah atau terburuk sejak tahun 2009. Kedua, penurunan pertumbuhan ekonomi juga disertai oleh kemerosotan kualitas pertumbuhan. Ketiga, porsi investasi terhadap PDB justru semakin kecil. Keempat, kinerja sektor perdagangan luar negeri Indonesia pada Triwulan I 2015 belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Kelima, Indonesia mengalami pelemahan nilai tukar rupiah (depresiasi) yang cukup serius.

Pembaruan Ekonomi atau Status Quo?
Tim Peneliti INDEF | 30/07/2014
Tahun politik sedikit banyak tentu saja mempengaruhi dinamika kinerja perekonomian. Tidak dipungkiri dinamika konstelasi politik akan berimplikasi pada respons para pelaku ekonomi. Kajian Tengah Tahun INDEF 2014 ini berupaya untuk menilai capaian kinerja perekonomian secara obyektif, tajam dan independen agar upaya resolusi setengah tahun pertama ini dapat menghasilkan formulasi kebijakan sekaligus sebagai masukan untuk pemimpin baru ke depan. Beberapa catatan ekonomi yang menjadi perhatian di semester I-2014 adalah: sisi moneter yang masih labil, suku bunga perbankan masih belum bisa diharapkan banyak untuk bisa membantu ekspansi kredit, sisi fiskal domestik semakin mendapat tekanan ketika pemerintah tidak memberi opsi pengurangan subsidi BBM atau opsi kenaikan BBM di APBN-P 2014, ancaman deifisit neraca berjalan masih terus membayangi perekonomian, dan defisit terancam semakin melebar, akibat impor komoditas minyak.

Formulasi Kebijakan Ekonomi dan Politik Menjelang Pemilu 2014
Tim Peneliti INDEF | 30/07/2013
Semakin dekatnya pesta demokrasi “Pemilu 2014” tentu saja kondisi perekonomian ke depan tidak dapat dinetralisasi sepenuhnya dari kontestasi politik yang kian sengit. Namun demikian, upaya untuk menilai capaian kinerja perekonomian tetap harus obyektif, tajam dan independen agar upaya resolusi setengah tahun pertama ini dapat menghasilkan formulasi kebijakan yang lebih baik ke depan. Dinamika ekonomi yang menjadi perhatian di semester I-2013 ini diantaranya : kepastian tentang penaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak), tingginya inflasi di awal tahun¸ terjadinya defisit neraca perdagangan dan defisit primer secara bersamaan, dan terjadinya defisit neraca perdagangan dan defisit primer secara bersamaan.
Efektivitas Fiskal, Percepatan Infrastruktur, dan Intermediasi Perbankan
Tim Peneliti INDEF | 30/07/2012
Optimisme Pemerintah tahun 2012 terkikis di smester pertama karena perkembangan perkonomian yang dipengaruhi eksternal belum menunjukkan perbaikan. Dari sisi ekternal, perekonomian Indonesia dihadapkan dengan peningkatan harga minyak mentah dunia yang mempengaruhi fiskal dan dampak krisis Uni Eropa yang dikhawatirkan membuat pasar domestik diserbu barang impor. Tiga sisi yang menjadi perhatian di smester I-2012 ini adalah: sisi fiskal yang kian terbebani dengan belanja subsidi yang disebabkan meningkatnya harga minyak mentah dunia, pembangunan infrastruktur yang tidak seimbang ntar wilayah dan berjalan lambat, serta belum optimalnya dukungan sektor keuangan terhadap perekonomian.
Deindustrialisasi di Tengah Pusaran CAFTA
Tim Peneliti INDEF | 31/07/2011
Perkembangan ekonomi domestik menunjukkan kecenderungan pada arah perbaikan yiatu pertumbuhan ekonomi diperkirakan tumbuh 6 persen meski dibayangi inflasi, nilai tukar yang menguat sejalan dengan aliran modal asing dan dampak perbaikan rating utang Indonesia, enghimpunan cadangan devisa melonjak menembus level persyaratan investment grade, dan perkembangan indikator perbankan cenderung membaik. Di tengah-tengah upaya Pemerintah meningkatkan peran sektor formal perekonomian, sektor industri pengolahan tidak mampu bergerak sejalan dengan implementasi China-ASEAN Free Trade Agreement / CAFTA yang diimplementasikan sejka awal 2000. CAFTA yang diharapkan memberikan peluang baru bagi perekonomian nasional justru memukul sektor industri. KTT tahun 2011 ini mengurai secara komprehensif permasalahan sektor industri dan memberikan rekomendasi kebijakan strategis untuk mengahadapi dampak buruk CAFTA pada sektor industri.
Kerentanan Mikroekonomi Dibalik Stabilitas Makroekonomi
Tim Peneliti INDEF | 30/07/2010
Catatan perkembangan ekonomi di paruh pertama 2010 secara makro berangsur membaik. Hal ini juga didukung oleh perkembangan ekonomi global yang membaik paska krisis keuangan Amerika Serikat. Uni Eropa sendiri masih berkutat memperbaiki iklim ekonominya. Salah satu negara Eropa yang mengalmai krisis terparah adalah Yunani dan hal ini perlu diantisipasi dampaknya pada perkonomian domestik pada sektor ekspor dan impor, pariwisata dan penanaman modal. Membaiknya indikator makro tidak diikuti dengan perbaikan di sisi mikro. Tim peneliti INDEF menemukan setidaknya ada lima hal yang harus diperhatikan dari sisi mikro, yaitu: perbaikan daya saing yang memprihatinkan, ketenagakerjaan dan perda yang bermasalah, ketimpangan investasi, ketidakmerataan infrastruktur, dan mengatasi ekonomi biaya tinggi dalam bisnis.