INDEF menyelenggarakan diskusi publik bertema “Moneter dan Fiskal Ketat, Daya Beli Melarat.” Diskusi publik ini dilangsungkan pada tanggal 12 September 2024, membahas dampak dari kebijakan moneter dan fiskal yang ketat terhadap daya beli masyarakat Indonesia, yang mengalami tekanan signifikan pada tahun 2023. Pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 5,05%, lebih rendah dari target APBN sebesar 5,3%. Pengetatan kebijakan oleh Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga acuan hingga 6,25% pada pertengahan 2024, serta peningkatan PPN dari 10% menjadi 11% pada tahun 2022, menjadi faktor utama dalam menurunnya daya beli masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah.
Diskusi ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom pada pukul 10.00 hingga 12.00 WIB. Para pembicara yang hadir dalam acara ini antara lain adalah Esther Sri Astuti, Direktur Eksekutif INDEF; Eko Listiyanto, Direktur Pengembangan Big Data INDEF; dan Abdul Manap Pulungan, peneliti di Pusat Makroekonomi dan Keuangan INDEF. Mereka akan memberikan analisis mendalam mengenai bagaimana kebijakan moneter dan fiskal ini mempengaruhi perekonomian, serta memberikan rekomendasi kebijakan yang bisa diambil untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.
Sebagai moderator, M. Jamie Rofie Q., Asisten Peneliti INDEF, akan memandu jalannya diskusi. Bagi yang tidak dapat mengikuti diskusi secara langsung, acara ini juga akan disiarkan melalui platform YouTube, memberikan kesempatan kepada lebih banyak audiens untuk menyimak pandangan para ahli terkait isu ini.
Dengan terselenggaranya diskusi ini, INDEF kembali menegaskan perannya sebagai lembaga yang berkomitmen untuk mengkaji isu-isu ekonomi terkini, menyediakan platform bagi para ahli untuk berbagi pandangan, serta merumuskan kebijakan yang relevan guna menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.