Indonesia dihadapkan pilihan apakah kita mengabaikan peringatan alam yang jelas dan menunda mengerjakan yang sulit (dengan biaya lumayan tinggi), atau kita percepat implementasi berbagai pekerjaan rumah yang lama tertunda untuk mendapat manfaat jangka panjang.
Pada tahun 2009, Presiden Maladewa mengadakan rapat kabinet bawah air pertama di dunia dengan perlengkapan scuba untuk menyorot fakta bahwa dalam beberapa dekade sebagian besar negaranya akan berada dibawah laut jika kenaikan permukaan laut terus membuat gunung es di kutub mencair. Maladewa dan beberapa negara di kepulauan Pasifik sudah menyiapkan rencana untuk merelokasi penduduknya ke negara lain.
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki beberapa pulau lebih besar dengan wilayah tinggi dan pegunungan. Namun, simulasi menunjukkan selain pulau-pulau kecil, sebagian besar wilayah pantai utara Jawa, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan akan terendam air jika permukaan laut naik lima meter, (perkiraan konservatif jika tren berlanjut) pada tahun 2050. Riset harian Kompas pada tahun 2021 terungkap bahwa pada tahun 2050, 199 kota seluas 118.000 hektar akan terkena dampak banjir rob musiman. Hal ini akan berdampak pada 8,6 juta orang dan menimbulkan kerugian ekonomi sebesar Rp 1,576 triliun.