Segitiga Pertumbuhan, Kemiskinan dan Ketimpangan di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi hingga sekarang masih menjadi rujukan utama dalam menilai keberhasilan pembangunan ekonomi sebuah negara. Pertumbuhan ekonomi mencerminkan setidaknya ada tarikan konsumsi dari masyarakat, ekspor yang menggeliat atau investasi yang melesat. Ketiganya menjadi indikator yang menjadi preferensi utama baik oleh Pemerintah maupun para pengusaha. Sebagai dampaknya, pertumbuhan ekonomi mengurangi kemiskinan melalui penciptaan lapangan pekerjaan. Namun, di sisi lain terdapat ancaman residu yang muncul dari mindset yang terlalumengejar pertumbuhan ekonomi yakni ketimpangan.

Lebih lanjut, mengetahui kausalitas hubungan antara pertumbuhan, kemiskinan dan ketimpangan menjadi penting untuk menentukan implikasi kebijakan yang tepat agar ketiga indikator tersebut tercapai tanpa harus mengorbankan yang lain. Granger causality dengan menggunakan panel data yang dikembangkan oleh Dumitrescu & Hurlin (2012) digunakan dalam mengolah data. Hasil estimasi data menunjukkan bahwa pertumbuhan dengan kemiskinan memiliki kausalitas dua arah dan kemiskinan dengan ketimpangan memiliki kausalitas dua arah. Pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan tidak ada kausalitas.

Hari & Tanggal

Time

Live

Share

Author

  • Rusli Abdullah

    Menyelesaikan S1 Ilmu EKonomi dan Studi Pembangunan di Fakultas EKonomi UNDIP tahun 2008. Rusli mengawali karirnya sebagai peneliti di tahun 2006 dengan menjadi asisten peneliti di Laboratorium Studi Kebijakan Ekonomi (LSKE) Fakultas Ekonmi UNDIP Semarang. Pasca lulus, menjadi reporter Suara Merdeka di Kota mendoan Purwokerto di Desk Ekonomi Juni 2009-Agustus 2009. Setelah dari Suara Merdeka, bergabung dengan Institute for Economics Research and Sosial Studies (interess) di Semarang hingga April 2014. Rusli Abdulah melanjutkan magister nya di Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, FEB UNDIP tahun 2011-2013 dengan skema Beasiswa Unggulan Kemendikbud. Selain itu, Rusli juga menjadi research fellow di Pusat Kajian dan Pembangunan (Kajibang), LPPM, Universitas Diponegoro pada Januari 2011- Desember 2013. Memasuki April 2014, bergabung dengan INDEF. Per 1 Oktober 2023 cuti dalam rangka sekolah Doktoral di Graduate School of International Development, Nagoya University Jepang dengan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Minat bidang penelitian ada di area Ekonomi Pembangunan, Ekonomi Pertanian, dan Ekonomi Politik

  • Mirah mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Hasanuddin, Makassar dengan spesifik isu ekonomi pembangunan. Mirah kemudian melanjutkan pendidikannya di University of Glasgow, Skotlandia pada jurusan ekonomi pembangunan. Hingga saat ini, Mirah sedang menyelesaikan program doktoral di Universitas Indonesia dengan mengambil topik penelitian tentang transisi energi di Indonesia. Sebelum bergabung di INDEF, Mirah pernah menjadi asisten peneliti di ISPEI, Makassar dan banyak menginvestasikan waktunya bergabung di organisasi kepemudaan internasional. Selama menjadi peneliti INDEF, Mirah pernah terlibat dalam tim penasihat Menteri Desa PDTT RI dan menjadi Staf Ahli DPD RI. Mirah sangat tertarik dengan isu pembangunan daerah, ketimpangan, kemiskinan, energi bersih, pangan, dan isu keberlanjutan. Sebelum bergabung di INDEF, Mirah pernah menjadi asisten peneliti di ISPEI, Makassar dan banyak menginvestasikan waktunya bergabung di organisasi kepemudaan internasional. Selama menjadi peneliti INDEF, Mirah pernah terlibat dalam tim penasihat Menteri Desa PDTT RI dan menjadi Staf Ahli DPD RI. Mirah memiliki keahlian di isu pembangunan daerah, ketimpangan, kemiskinan, energi bersih, pangan, dan isu keberlanjutan.

  • Imaduddin Abdullah
Attachment

Publikasi Terkait