MEMASUKI tahun ketiga dari pemerintahan Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla (Jokowi-JK), perekonomian Indonesia memperoleh ujian dari lingkungan eksternal global dan dari lingkungan internal domestik yang cukup berat.
Setelah pada tahun 2015 ekonomi hanya tumbuh 4,79 persen karena penurunan harga-harga komoditas di tingkat global yang amat dahsyat, pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi sedikit membaik. Sampai dengan triwulan III tahun 2016, ekonomi makro Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 5,02 persen, dengan ekspektasi akan lebih baik daripada kinerja perekonomian tahun 2015.
Laju inflasi kumulatif tahun 2016 hanya 3,02 persen, jauh lebih rendah daripada perkiraan banyak analis dan bahkan pemerintah sendiri. Meski demikian, laju inflasi yang rendah tidak menunjukkan perbaikan daya beli masyarakat, apalagi kenaikan harga pangan masih menjadi kontributor terbesar dalam laju inflasi pada tahun 2016. Angka kemiskinan pada September 2016 juga telah menurun menjadi 10,70 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan angka kemiskinan pada September 2015 sebesar 10,86 persen.
Demikian juga angka pengangguran pada Agustus 2016 tercatat 7,03 juta (5,61 persen), atau menurun sebanyak 530.000 orang dari angka pengangguran pada Agustus 2015 sebesar 7,56 juta orang (6,18 persen). Pada tahun 2017, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia
akan mencapai 5,0 persen karena tantangan eksternal dan internal yang belum mereda secara signifikan. Laju inflasi diperkirakan 4,0 persen karena harga minyak bumi dunia telah merangkak naik, yang juga akan meningkatkan harga-harga komoditas, terutama pangan dan energi.
Tingkat kemiskinan juga diperkirakan menurun sampai di bawah 10,7 persen dan tingkat pengangguran terbuka juga menurun sampai di bawah 6 persen karena beberapa sektor perekonomian strategis telah mulai merangkak tumbuh. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan berfluktuasi karena perekonomian global yang diliputi sekian ketidakpastian.
Buku ini disusun menggunakan alur argumen empat tema besar untuk menjawab ujian ketangguhan ekonomi Indonesia, yaitu kredibilitas fiskal, produktivitas dan daya saing, likuiditas perekonomian, dan kualitas pertumbuhan ekonomi. Pendahuluan ini merupakan kristalisasi dari serangkaian pemikiran dan sumbang saran para ekonom, baik yang disampaikan pada acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia pada 6 Desesember 2016 maupun yang disampaikan secara tertulis, yang secara lengkap dapat dibaca di sini.