Determinan Neraca Transaksi Berjalan Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan transaksi berjalan di Indonesia yang menggunakan literature review. Pertama, neraca perdagangan Indonesia secara bertahap mengalami defisit dalam beberapa tahun terakhir yang memperburuk defisit transaksi berjalan. Pasalnya, negara ini sangat bergantung pada impor minyak, gas, dan manufaktur. Sementara nilai ekspor utamanya adalah bahan mentah dan konsentrat hanya di 13 negara. Kedua, defisit transaksi berjalan terkait dengan simpanan domestik yang terbatas sehingga negara harus mengakses lintas batas. Terakhir, defisit fiskal membahayakan defisit transaksi berjalan karena meningkatkan hutang publik dan mendorong arus keluar modal.

Untuk memperbaiki neraca perdagangan, pemerintah harus meningkatkan ekspor manufaktur. Indonesia juga perlu mengembangkan kesepakatan perdagangan dengan tingkat ekonomi yang sama, bukan dengan negara maju. Terkait impor, pemerintah harus memperpanjang program biodieselnya dan menambah lebih banyak industri hilir. Industri pariwisata merupakan pintu masuk untuk mengurangi defisit neraca jasa. Namun, industri ini membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi daripada hanya menawarkan layanan berbiaya rendah. Defisit neraca pendapatan dapat membaik dengan meningkatkan investasi langsung dalam negeri, mempercepat pendalaman keuangan, dan menerapkan holding maturity untuk investasi portofolio. Untuk mempercepat penghematan dalam negeri, pengambil kebijakan mengelola masyarakat berpenghasilan menengah dengan meminimalkan intervensi harga seperti premium BPJS, harga BBM, tarif tol, dan biaya listrik. Selain itu, pemerintah perlu mereformasi penerimaan perpajakan karena sangat bergantung pada harga komoditas dan sektor manufaktur. Selain itu juga perlu dilakukan penghematan beberapa pengeluaran seperti untuk rapat dan pengeluaran kunjungan kerja dengan teknologi informasi.

Hari & Tanggal

Time

Live

Share

Author

  • Manap menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di Universitas Brawijaya pada tahun 2006. Ia mendapatkan gelar magister Perencanaan dan Kebijakan Publik di Universitas Indonesia pada tahun 2014. Sebelumnya bekerja di Komite Ekonomi Nasional dan Kantor Staf Khusus Presiden. Manap memiliki keahlian di bidang Makroekonomi, Fiskal, serta Ekonomi Moneter dan Keuangan

Attachment

Publikasi Terkait