Dampak Subsidi BBM dan LPG 3 Kg Terhadap Kemiskinan Nelayan

Pada tahun 2022, subsidi jenis BBM tertentu dan LPG tabung 3 kg diperkirakan mencapai Rp149.365,3 miliar atau menunjukkan peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2021. Subsidi dan kompensasi energi diberikan sebagai akibat kenaikan harga energi bertujuan untuk menjaga agar masyarakat tidak jatuh ke jurang kemiskinan,  termasuk nelayanan. Oleh karena itu, tujuan tulisan ini adalah menganalisis dampak subsidi BBM dan Gas 3 Kg terhadap kemiskinan nelayan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis model microsimulation dengan menggunakan data dasar SUSENAS Maret 2022. Secara nasional, dampak kebijakan subsidi BBM mampu menjaga sekitar 5,7 juta orang  setara dengan 2,10 persen penduduk Indonesia untuk tidak jatuh ke jurang kemiskinan.  Sebanyak 198 ribu penduduk diantaranya berasal dari keluarga nelayan. Adapun dampak Subsidi LPG 3 KG secara empiris terbukti mampu menyelamatkan sekitar 6,9 juta rumah tangga untuk tidak jatuh miskin dan sekitar 264 ribu orang, atau sekitar 3 persen berasal dari nelayan.

Meski demikian, ketepatan sasaran distribusi subsidi energi secara keseluruhan baik subsidi BBM maupun LPG 3 KG yaitu sebesar 34.5 persen, sedangkan sisanya distribusi terjadi ketidaktepatan sasaran. Ketidaktepatan sasaran yang sebesar 65.5 persen atau setara dengan Rp 86.24 triliun yang mayoritas dinikmati oleh pengeluaran rumah tangga desil 5-10, yakni masuk ke rumah tangga mampu.  Karena itu ke depan,  subsidi energi seyogyanya masih diperlukan kepada sasaran yang tepat terutama bagi masyarakat miskin dan rentan miskin, seperti rumah tangga nelayan.   Selain itu perlu perbaikan, mulai dari pendataan yang dapat berbasis NIK dan alamat (by name by address) hingga pada level audit anggaran serta perlunya perbaikan dari subsidi barang menjadi subsidi langsung berdasarkan harga keekonomian.

Hari & Tanggal

Time

Live

Share

Author

  • M. Rizal Taufikurahman
  • Tauhid Ahmad merupakan alumni program sarjana dan Doktoral IPB University serta Magister Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia. Berpengalaman dalam kegiatan penelitian, pelatihan serta advokasi kebijakan lebih dari 25 tahun dengan beragam spefisikasi keahlian di bidang keuangan negara dan moneter, desentralisasi fiskal dan otonomi daerah serta pertanian, industri dan perdagangan internasional. Mengawali karir sebagai peneliti di Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Jakarta hingga sebagai konsultan beragam kegiatan penelitian di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Pernah bekerja di Dewan Perwakilan Rakyat RepubIik Indonesia dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sebagai staf ahli dan mengelola jurnal Jurnal Ekonomi Indonesia Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI). Pengalaman lainnya pernah menjadi anggota kelompok kerja Komite Industri dan Ekonomi Nasional dalam mendorong kebijakan industri nasional. Selain itu juga memiliki pengalaman penelitian dan kerjasama dengan pelbagai lembaga pemerintah maupun lembaga internasional, seperti Bank Dunia, UNDP, UNCTAD, GIZ, Ford Fondation, maupun lainnya. Kini aktivias sehari-hari menjadi Direktur Eksekutif INDEF sejak tahun 2019 hingga saat ini serta menjadi pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

  • Dradjad Wibowo
Ade Holis
Ade Jamal Mirdad
Attachment

Publikasi Terkait