100 Hari Asta Cita Ekonomi, Memuaskan?

Dalam konteks politik Indonesia, 100 hari pertama pemerintahan selalu menjadi sorotan publik, pengamat, dan para pemangku kepentingan. Periode ini bukan sekadar fase awal, tetapi juga ujian nyata terhadap keseriusan pemerintah dalam merealisasikan janji politiknya. Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memulai tugas mereka di tengah ekspektasi tinggi dan tuntutan besar untuk membawa perubahan nyata di tengah tantangan nasional dan global yang semakin kompleks.

Sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional, pemerintah meluncurkan Asta Cita, delapan program prioritas yang mencakup berbagai aspek utama kehidupan masyarakat, termasuk ekonomi. Beberapa program cepat seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), peningkatan fasilitas kesehatan, kenaikan gaji guru, dan pembangunan rumah gratis menunjukkan komitmen pemerintah terhadap isu-isu mendesak di bidang kesehatan, pendidikan, dan perumahan. Namun, implementasi program-program ini menghadapi tantangan seperti keberlanjutan anggaran, distribusi logistik, pengawasan pelaksanaan, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia, terutama di daerah terpencil.

Dalam rangka mengevaluasi kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama, khususnya dalam tiga pilar utama—kebijakan, makroekonomi, dan keuangan—Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyelenggarakan diskusi publik bertajuk “100 Hari Asta Cita Ekonomi, Memuaskan?”. Acara ini akan diadakan secara daring pada Rabu, 29 Januari 2025, pukul 13.00-15.00 WIB melalui Zoom dan YouTube. Diskusi ini bertujuan untuk memberikan analisis kritis dan konstruktif mengenai sejauh mana kebijakan ekonomi dalam Asta Cita telah diimplementasikan serta tantangan yang dihadapi pemerintah dalam merealisasikan visi Indonesia Emas 2045 melalui strategi fiskal yang berkelanjutan, penguatan infrastruktur, dan pelibatan ekonomi lokal secara lebih luas. Diskusi ini menghadirkan para pakar dari INDEF, yaitu Eko Listiyanto (Direktur Big Data INDEF), M. Rizal Taufikurahman (Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan INDEF), Abdul Manap Pulungan (Peneliti Pusat Makroekonomi dan Keuangan INDEF), serta Riza Annisa Pujarama (Peneliti Pusat Makroekonomi dan Keuangan INDEF).

Bagikan

Penulis

Video

Media Terkait